Ukhti Online - Sahabat Ukhti, Ibadah adalah hal utama yang tidak
boleh ditinggalkan oleh setiap orang. Siapa saja yang meninggalkan ibadah
karena mementingkan perkara lain, maka baginya jelas, kerugian yang tak
terkira. Dengan kata lain, siapa yang taat dalam beribadah, maka ia termasuk
orang yang benar dan hidup hatinya. Dan sebaliknya siapa yang enggan apalagi
membangkang dari beribadah, maka baginya kerugian yang besar.
Manusia
bisa menjadikan seluruh hidupnya sebagai ibadah tanpa harus meliburkan diri dan
memutuskan segala kegiatan yang lain. Islam menganggap segala gerakan dan napas
sebagai ibadah bila seseorang mempersembahkannya kepada Allah Swt, bahkan,
urusan duniawi pun bisa menjadi lading pahala di akhirat, tergantung dari niatnya.
Jadi,
suami yang saleh tidak menyia-nyiakan waktunya selama sehari (24jam) selain
untuk lebih dekat
dengan
Allah Swt. Dengan melakukan amal-amal kebaikan . mencuci baju, menyetrika,
mengajar, menulis, membaca, berkata baik, memasak untuk keluarga, bahkan
mencari nafkah dan seluruh aktivitas, menyayangi anak dan istri adalah ibadah,
selama itu diniatkan karena Allah Swt.
Namun
demikian, ada kalanya suami juga menemukan kemalasannya. Bilamana demikian, ia
pun beristigfar, meminta ampun kepada Allah Swt. Dan sebagai istri yang baik,
seharusnya ia juga ikut mendoakan supaya suaminya diberi keteguhan untuk selalu
berada dalam ketaatan dan diberi kekuatan untuk beribadah kepada Allah Swt.
Diantara doa yang bisa dibaca oleh istri adalah :
Allaahumma
mushrrifal quluubi sharrif quluubanaa ‘alaa thaa’atika.
“Ya
Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan
beribadah kepada-Mu”
Doa
ini sebagaimana termaktub dalam hadits Nabi Saw. Dari Abdullah bin Amru bin
Ash, ia berkata ia pernah mendengar
Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya
hati semua manusia itu berada diantara dua jari dari sekian jari Allah yang
Maha Pemurah seperti halnya satu hati, yang akan Dia palingkan menurut
kehendak-Nya. “Setelah itu, Rasulullah Saw. Berdoa,”Allahumma mushorrifal
quluub shrrif quluubanaa ‘alaa thaa’atika (Ya Allah, Dzat yang memalingkan
hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu).” (HR.
Muslim).